INSTRUMEN PENELITIAN KUALITATIF
A.
Instrumun Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat
bantu bagi peneliti untuk mengumpulkan data. Kualitas instrumen akan menentukan
kualitas data yang terkumpul. Menurut S. Margono (1997:155) menyatakan bahwa
pada umumnya penelitian akan berhasil dengan baik apabila banyak menggunakan
Instrumen, sebab data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian dan
menguji hipotesis diperoleh melalui instrumen. Intrumen sebagai alatpengumpul
data harus betul-betul dirancang dan dibuat sedemikian rupa sehingga
menghasilkan data empiris sebagaimana adanya.
Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam menyusun instrumen penelitian, antara lain :
1.
Masalah
dan variabel yang diteliti termasuk indikator variabel, harus jelas, spesifik
sehingga dapat dengan mudah menetapkan jenis instrumen yang akan digunakan.
2.
Sumber
data, atau sumber informasi, baik jumlah maupun keragamannya harus diketahui
terlebih dahulu, sebagai bahan atau dasar dalam menentukan isi, bahasa.
Sistematika item dalam instrumen penelitian.
Ada
beberapa langkah utama yang biasa ditempuh dalam menyusun instrumen penelitian.
Langkah-langkah tersebut antara lain sebagai berikut.
a)
Analisis
variabel penelitian, yakni mengkaji variabel menjadi sub variabel dan indikator
penelitian sejelas-jelasnya, sehingga indikator tersebut bisa diukur dan
menghasilkan data yang diinginkan peneliti.
b)
Menetapkan
jenis instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel/ sub variabel/
indikator-indikatornya.
c)
Setelah
ditetapkan jenis instrumennya, peneliti menyusun kisi-kisi lay out instrumen.
d)
Berdasarkan
kisi-kisi tersebut lalu peneliti menyusun item atau pertanyaan sesuai dengan
jenis instrumen dan jumlah yang telah ditetapkan dalam kisi-kisi.
e)
Instrumen
yang sudah dibuat sebaiknya diuji coba.
Menurut
Suharsimi Arikunto (1995: 178), secara umum penyusunan instrumen pengumpulan
data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Ø Mengadakan identifikasi terhadap variabel-variabel yang ada di
dalam rumusan judul penelitian atau yang tertera di dalam problematika
penelitian
Ø Menjabarkan variabel menjadi sub variabel
Ø Menderetkan deskriptor dari setiap indikator
Ø Merumuskan setiap deskriptor menjadi butir-butir instrumen
Ø Melengkapi instrumen dengan (pedoman atau instruksi) dan kata
pengantar.
Salah satu
langkah penting yang perlu dilakukan oleh peneliti sebelum menyusun instrumen
penelitian adalah melakukan penjabaran variabel menjadi sub variabel dan
indikator variabel serta diskriptor yang nanti akan dijabarkan lebih lanjut
dalam butir-butir dan item-item pertanyaan.
B.
Data, Sumber Data, Informasi dan Responden
©
Data
Data yang umum kita kenal sekarang ini merupakan bentuk jamak dari datum
, yang berasal dari bahasa latin. Data dapat diartikan sebagai fakta-fakta,
serangkaian bukti-bukti, sesuatu yang secara pasti diketahui atau serangkaian
informasi yang ada disekitar kita.
Data artinya informasi-informasi yang didapat melalui
pengukuran-pengukuran tertentu, untuk digunakan sebagai landasan dalam menyusun
argumentasi logis menjadi fakta. Sedang fakta itu sendiri adalah kenyataan yang
telah diuji kebenarannya secara empiris, antara lain melalui analisis data.
© Sumber Data
Dilihat dari sumber pemerolehan data, atau dari mana data tersebut
berasal secara umum dalam penelitian dikenal ada jenis data, yaitu data
sekunder dan data primer. Kedua jenis data ini selalu dipakai oleh para
peneliti dalam penelitiannya dalam usaha membuat solusi atau menemukan jawaban
terhadap pokok persoalan yang ditelitinya, baik digunakan secara bersama-sama
ataupun secara terpisah, khususnya untuk data sekunder.
Data sekunder adalah jenis data yang diperoleh dan digali melalui
hasil pengolahan pihak kedua dari hasil penelitian lapangannya, baik berupa
data kualitatif maupun data kuantitatif. Data sekunder ini dapat diperoleh dari
berbagai sumber, seperti perusahaan swasta, perusahaan pemerintah,
perguruan-perguruan tinggi swasta dan pemerintah dll.
Data primer merupakan jenis data yang diperoleh dan digali dari
sumber utamanya( sumber asli) baik berupa data kualitatif bmaupun data
kuantitatif. Sesuai dengan asalnya dari mana data tersebut diperoleh, maka
jenis data ini sering disebut dengan istilah data mentah.
© informan
Informan yaitu orang yang dapat memberikan keterangan atau
informasi mengenai masalah yang sedang di teliti dan dapat berperan sebagai
nara sumber selama proses penelitian, informan adalah sumber data yang
berhubungan dengan pihak ketiga dan data tentang hal-hal yang melembaga atau
gejala umum.
© Responden
Responden adalah sumber data tentang beragaman dalam gejala,
berkaitan dengan perasaan, kebiasaan, sikap, motif, dan persepsi.
C.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan
langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari
penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data,
maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang
ditetapkan.
1.
Observasi
Menurut S.
Margono (1997: 158) observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan
secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Pengamatan
dan pencatatan ini dilakukan terhadap objek ditempat terjadi atau
berlangsungnya peristiwa.
Observasi
adalah merupakan metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan
secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu
atau kelompok secara langsung(Ngalim Purwanto, 1985).
Observasi
adalah suatu metode pengukuran data untuk mendapatkan data primer, yaitu dengan
cara melakukan pengamatan langsung secara seksama dan sistematis, dengan menggunakan
alat indra (indra mata, telinga, hidung, tangan dan pikiran).
Berdasarkan jenisnya, observasi dibagi menjadi dua, yaitu sebagai
berikut :
© Observasi langsung, yaitu observasi yang dilakukan dimana observer
berada bersama objek yang diselidiki.
© Observasi tidak lansung, yaitu observasi atau pengamatan yang
dilakukan tidak pada saat berlangsungnya suatu peristiwa yang akan diteliti,
misalnya dilakukan melalui film, rangkaian slide, atau rangkaian foto.
Beberapa
prinsip yang harus dipenuhi dalam observasi adalah:
a.
Data
dapat diukur melalui pengamatan (tanpa berinteraksi langsung dengan subjek
penelitian)
b.
Peristiwa
atau kejadian hanya terjadi pada periode tertentu dan dapat diamati
berulang-ulang
c.
Kapan dan bagaimana pengamatan dilakukan
d.
Berapa
lama pengamatan harus dilakukan
Pengamatan baru
bisa dikatagorikan sebagai teknik pengumpulan data, jika pengamatan mempunyai
kriteria sebagai berikut:
a)
Sebelum
melakukan pengamatan, peneliti telah merencanakan secara sistematik berbagai
hal yang akan diamati yang tertuang dalam pedoman pengamatan.
b)
Pengamatan
harus dilakukan sesuai dengan tujuan peneliti yang ditentukan sebelumnya.
c)
Pada
waktu melakukan pengamatan, peneliti melakukan pencatatan dalam bentuk catatan
lapangan.
d)
Pada
waktu melakukan pengamatan, peneliti juga melakukan kontrol terhadap hasil
pengamatan, sehingga diperoleh validitas dan reliabilitasnya.
Beberapa ciri
umum metode observasi dalam pengumpulan data adalah :
a)
Hal-hal
yang hendak diamati bisa dibuat jelas sehingga tidak terjadi kesalahan dalam
proses pengamatan.
b)
Perilaku
subjek yang diamati bisa dibuat dalam kategori-kategori.
c)
Unit
yang digunakan dalam mengukur perilaku harus ada.
d)
Derajat
inferensi yang diinginkan harus jelas diketahui.
e)
Harus
punya derajat terapan atau generalisasi.
f)
Jenis
serta besar sampel yang hendak diamati harus ditentukan.
g)
Pengamatan
harus reliabel dan valid.
Setiap penelitian yang dilakukan dengan mempergunakan metode
pengamatan, seorang peneliti hendaknya memperhatikan delapan hal sebagai
berikut :
1.
Ruang atau tempat. Setiap
gejala (benda, peristiwa, orang, hewan) selalu berada dalam ruang tertentu.
Keseluruhan benda atau gejala yang ada dalam ruang itu menciptakan suasana
tertentu yang patut diperhatikan oleh peneliti, sepanjang hal itu mempunyai
pengaruh terhadap gejala-gejala yang dihadapinya.
2.
Pelaku. Pengamatan
terhadap pelaku ini mencakup ciri-ciri tertentu yang dapat mengungkap sistem
kategorisasi yang berpengaruh terhadap struktur interaksi.
3.
Kegiatan. Dalam ruang
atau tempat tertentu, para pelaku tidak hanya berdiam diri, tetapi mereka
melakukan kegiatan-kegiatan, yaitu berupa tindakan-tindakan yang dilakukan
dapat mewujudkan serangkaian interaksi di antara mereka.
4.
Benda-benda atau alat-alat.
Semua benda-benda atau alat-alat yang berada dalam ruang yang dipergunakan oleh
para pelaku dalam kegiatan-kegiatannya haruslah diperhatikan dan dicatat oleh
peneliti.
5.
Waktu. Setiap kegiatan
selalu berada dalam tahapan waktu yang berkesinambungan. Seorang peneliti harus
memperhatikan waktu dan urutan kesinambungan kegiatan, atau hanya memperhatikan
kegiatan tersebut dalam jangka waktu tertentu saja tidak secara keseluruhan.
6.
Peristiwa. Dalam
kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh
para pelaku, selain terjadi suatu peristiwa di luar kegiatan-kegiatan yang
tampaknya rutin dan teratur juga terjadi peristiwa-peristiwa yang sebenarnya
penting tetapi dianggap biasa oleh para pelakunya. Seorang peneliti harus tajam
mengamatinya dan tidak lupa untuk mencatatnya.
7.
Tujuan. Dalam
kegiatan-kegiatan yang diamati dapat pula terlihat tujuan-tujuan yang ingin
dicapai oleh para pelakunya, sebagaimana terwujud dalam bentuk
tindakan-tindakan, ekspresi wajah, gerak tubuh, ucapan-ucapan, dan
ungkapan-ungkapan bahasa.
8.
Perasaan. Pelaku-pelaku
juga memperlihatkan kegiatan dan interaksi dengan sesamanya, dapat dilihat dari
keadaan mereka mengungkapkan perasaan dan emosi-emosi melalui tindakan, ucapan,
ekspresi wajah, dan gerak tubuh. Hal-hal demikian juga harus diperhatikan oleh
peneliti.
2.
Interview
Wawancara
adalah percakapan dengan maksud tertentu oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer)
sebagai pengaju/pemberi pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee)
sebagai pemberi jawaban atas pertanyaan itu.
Wawancara
sebagai sebuah metode pengumpulan data yang kadang berfungsi sebagai metode
pokok (metode primer), tetapi kadang juga berfungsi sebagai metode pelengkap
(metode sekunder), dan kadang pula sebagai metode pengukur.
Fungsinya
sebagai metode primer apabila dalam kegiatan penelitian merupakan satu-satunya
metode untuk menghimpun data; ia berfungsi sebagai metode sekunder apabila
digunakan sebagai metode pengumpulan data untuk melengkapi bahan-bahan keterangan
yang sudah terhimpun Kerapkali terjadi bahwa peneliti menghadapi persoalan
seperti bahan-bahan keterangan yang terkumpul melalui metode-metode lain dirasa
perlu di uji kebenaranya dengan cara wawancara, maka hal ini wawancara
berfungsi sebagai pengukur untuk menilai kebenaran data (informasi). Sekalipun
memiliki fungsi yang berbeda-beda tetapi tidak berarti fungsi satu lebih tinggi
derajadnya daripada yang lain.
Dalam
wawancara dibutuhkan seorang informan yaitu orang yang dapat memberikan
keterangan atau informasi mengenai masalah yang sedang di teliti dan dapat
berperan sebagai nara sumber selama proses penelitian, informan penelitian
terdiri dari tiga kelompok :
a.
Informan
kunci
b.
Informan
ahli (para ahli yang sangat memahami dan dapat memberikan penjelasan berbagai
hal yang berkaitan dengan penelitian tanpa di batasi dengan wilayah, tempat
tinggal misalnya : budayawan, tokoh masyarakat, tokoh agama )
Informan
insidental (yaitu siapa saja yang ditemukan di wilayah penelitian yang dapat
memberikan informasi terhadap masalah yang kita teliti).
Yang
diperlukan oleh pewawancara agar proses wawancaranya berhasil ialah kemauan
mendengar dengan sabar, dapat melakukan interaksi dengan orang lain secara
baik, dapat mengemas pertanyaan dengan baik, dan mampu mengalaborasi secara
halus apa yang sedang ditanyakan jika dirasa yang diwawancarai belum cukup
memberikan informasi yang dia harapkan.
3.
Dokumentasi
Dokumentasi, dari asal katanya dokumun, yang artinya barang-barang
tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki
benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan,
notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya.
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu yang dapat
berupa tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang
berbentuk tulisan, misalnya catatan harian seorang pahlawan revolusi, cerita,
biografi, peraturan kebijakan dan sejenisnya. Dokumen yang bernbentuk karya,
misalnya karya seni dan gambar, lukisan, film, patung, sketsa, dan sejenisnya.
Metode
dokumentasi dapat dilaksanakan dengan ;
© Pedoman dokumentasi yang memuat garis-garis besar atau yang akan
dicari datanya.
© Check-list, yaitu daftar variabel yang akan dikumpulkan datanya. Dalam hal ini
peneliti tinggal memberikan tanda atau tally setiap pemunculan gejala
yang dimaksud.
Dalam
pengertian yang lebih luas, dokumentasi bukan hanya yang berwujud tulisan saja,
tetapi dapat berupa bebda-benda peninggalan seperti prasasti dan simbol-simbol.
DAFTAR PUSTAKA
Basrowi,
dkk. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Rineka Cipta. 2008.
Zuriah M.Si, Dra.Nurul.
Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 2009.
Bagoes Mantra,
Ida. Filsafat Penelitian dan Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. 2004.
Hadi Sutopo,
Arista. Dkk. Terampil Mengolah Data kualitatif dengan NVIVO. Jakarta:
Kencana Prenada Group. 2010.
Mustofa,
Zainal. Mengurai Variabel Hingga
Instrumentasi. yogyakarta: Graha Ilmu. 2009.
Abdurrahman,
Dudung. Pengantar Metode Penelitian. Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta.
2003.
Sugiyono,
Prof,Dr. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
AlfaBeta. 2012
Afifuddin, Prof.
Dr, dkk. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia. 2009.
Fathoni,
Abdurrahman. Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta:
Rineka Cipta. 2005.
Sarwono, Jonatan. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta:
Graha Ilmu. 2006.